Mobil-mobil
sekarang kebanyakan sudah memakai sistem injeksi. Komponen injeksi ini
sangat berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Dengan rutin perawatan
dan settingan yang pas, maka mobil akan irit. Biar bagaimanapun,
konsumsi bahan bakar bergantung dari sistem pasokannya.
Apabila sistem injeksi bermasalah, performa mesin ikut drop. Parahnya lagi penyakit ini akan merembet ke bagian lain bak virus ganas. Otomatis konsumsi ikut boros. Berikut beberapa komponen yang bisa menjadi andil bahaya perusak komponen yang mengganggu iritnya konsumsi BBM.
Apabila sistem injeksi bermasalah, performa mesin ikut drop. Parahnya lagi penyakit ini akan merembet ke bagian lain bak virus ganas. Otomatis konsumsi ikut boros. Berikut beberapa komponen yang bisa menjadi andil bahaya perusak komponen yang mengganggu iritnya konsumsi BBM.
- Tangki Bahan Bakar
Kandungan lumpur atau air kerap tertinggal di dasar tangki yang sewaktu-waktu bisa tersedot pompa bahan bakar. Biayanya berkisar antara Rp 175-300 ribu tergantung dari tingkat kesulitan setiap mobil. Dibedakan antara mobil sedan dan minibus dengan lama pengerjaan sekitar setengah hari.
- Pompa Bahan Bakar
Bila pompa bahan bakar melemah akibat kotoran yang tersedot, dipastikan mesin ikut Indikasinya bisa dilihat dari tekanan di fuel pressure regulator. Bila tekanan kurang dari 2 Bar, sangat mungkin pompa bahan bakar bermasalah. Bisa juga karena sudah lemah atau kinerjanya terganggu faktor lain.
- Filter Bensin
Kalau filter terpisah, penyaring kotoran bahan bakar ini jelas memiliki umur pakai. Gunakan filter bensin orisinal dengan jangka waktu sekitar 100 ribu kilometer.
Bila dalam keseharian, mobil kesayangan lebih sering memakai BBM beroktan rendah alias Premium-TT, persingkat umur pakai menjadi 75 ribu kilometer. Ini semata-mata untuk menjaga komponen lain agar tak cepat terkontaminasi.
Harganya beragam dengan rentang Rp 150-400 ribu. Bahkan ada yang harganya jutaan. Namun mengingat fungsinya yang cukup vital, jangan sayang uang dan membiarkan filter bensin sampai rusak atau mampat. Bukannya hemat, malah bisa merogoh kocek lebih dalam karena bila sampai merembet ke komponen lain, biaya bisa berkali lipat.
- Nosel Injeksi
Indikasi bisa terlihat dari sisa gas buang akan ngebul hitam pertanda terlalu banyak bensin yang tidak terbakar. Hal ini lantaran mulut nosel yang sangat kecil sudah tersumbat (clogging) oleh kotoran dari bahan bakar dalam jangka waktu lama. Efeknya jarum nosel yang seharusnya bekerja ‘buka-tutup’ malah macet. Clogging pada injector menjadi penyebab borosnya bahan bakar.
Memperbaikinya dengan cara ultrasonic dengan biaya Rp 85 ribu per nosel. Tetapi ini belum termasuk bongkar nosel injeksi dari fuel rail. Ada lagi ongkosnya sebesar Rp 75 ribu untuk bongkar pasang 4 buah nosel injektor.
- Throtlle Position Sensor
Bila permukaan throttle position sensor kotor akibat kotoran seperti debu atau minyak, jelas akan menghambat kinerja sistem injeksi lainnya. Selain performa tak bisa maksimal, konsumsi juga akan menjadi boros.
Peranti ini jarang rusak alias berumur tahunan, tetapi namanya barang elektronik yang memiliki sensor pastinya memiliki usia pakai juga. Untuk itu pastikan usia pakai bisa lama dengan memperhatikan filter udara yang menjadi penyaring udara luar yang akan masuk ke ruang bakar dan melewati TPS.
- Throtlle Body
Bersihkan dengan injector cleaner dengan cara menyemprotkan cairan pembersih dalam bentuk aerosol tadi persis di permukaan throttle body, agar lapisan debu dan kotoran yang hinggap di atas permukaan bisa hilang.
Bisa lakukan perawatan ini dengan membuka belalai (air intake) dan membeli cleaner. Lakukan setiap 50.000 kilometer untuk hasil terbaik. Jadikan kebiasaan saat mengganti filter udara di rumah atau di bengkel kepercayaan. Prosesnya sendiri hanya memakan waktu lima menit.
- Sensor Oksigen
Pada saat sensor oksigen membaca sisa gas buang yang kelewat ‘pedas’ alias kebanyakan bensin, sensor akan mengirim sinyal ke ECU untuk mengurangi debit bahan bakar ke ruang bakar. Biasanya kerusakan karena penampang sensor tertutup jelaga sisa pembakaran. Mau tak mau harus beli baru. Harganya tak terlalu mahal, tetapi biasanya beli set (sepasang) agar umur pakai bisa sama. Salah perawatan atau sistem injeksi yang tidak terawat akan memperpendek usia sensor oksigen.
- FPR
Bila sudah lemah, berarti membran karet di dalam FPR tak bisa lagi menahan tekanan bahan bakar yang disembur pompa bahan bakar. Akibatnya tekanan berkurang untuk bisa menyemburkan kabut bensin ke ruang bakar. Indikasinya, mesin akan mbrebet di rpm tertentu.
Untuk versi aftermarket, FPR bisa disetel hingga tekanan di atas rata-rata spesifikasi pabrik untuk hasil semburan kabut bahan bakar yang lebih tebal dan lama. Performa meningkat tetapi berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar
0 komentar:
Post a Comment
Please Coment ^_^