My Short Stories

Friday, November 1, 2013

Contoh Laporan Prakerin / PKL

LAPORAN PRAKERIN
di
INTI MOTOR



Oleh :
Nama      :          Sugih Herdiana
Kelas    :          XII – MO 2


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA GARUT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NGERI 2 GARUT
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
Jalan Suherman No. 90 PO BOX 103 Telp. Fax. 0262 – 233141




DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL                                  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   i
PENGESAHAN PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   ii
KATA PENGANTAR                       . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   iii

BAB  I           PENDAHULUAN        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.1                Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2                Tujuan Pembuatan Laporan . . . . . . . . . . . 1
1.3                Tujuan Praktek Industri . . . . . . . . . . . . . .  1
1.4                Pembatasan Ruang Lingkup . . . . . . . . . . . 2

BAB  II          KAJIAN TEORITIS     . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Tinjauan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...3
          Konstruksi Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
Nama Bagian dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..6
Cara Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Gangguan – Gangguan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10
Keselamatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

BAB  III        PELAPORAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 11
          Pemeriksaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . 11
          Pengukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . .16
          Kesimpulan Gangguan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
          Memasang dan Menyetel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

BAB  IV        KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
.         Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..20
          Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20



 

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dengan baik.Tak lupa shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan ini diajukan untuk mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK).
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1.      Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.      Bapak/ Ibu H. Gusti Gunawan, S.Pd. selaku Ketua Praktik Industri
3.      Bapak / Ibu Nando Sutanto S.Pd selaku Ketua Program Keahlian
4.      Bapak / Ibu Drs. H. Sofyan selaku Direktur Inti Motor
5.      Bapak / Ibu H. Rachmat selaku Pembimbing di Industri
6.      Bapak / Ibu Drs. H. Latief selaku Pembimbing di Sekolah
7.      Semua pihak yang membantu dalam pelaksaan Praktik Industri

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya dan umumnya bagi pembaca, penulis menyadari bahwa Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikdan saran yang membangun menjadi hal yang sangat diharapkan penulis.



Garut, 4 Oktober2013


                                                                                                                                    SugihHerdiana
                                                                                                             Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Praktik Kerja Industri
         Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMKN 2 GARUT maka siswa – siswi SMKN2GARUT kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.

Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan
Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI.
Laporan pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian. Pembuatan laporan harus selalu dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI. Bentuk  laporan disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang dikeluarkan pihak sekolah.
Pembuatan Laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :
1.                  Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik kerja di industri
2.                  Untuk mendapatkan nilai praktik industry
1.3  Tujuan Praktik Kerja Industri
Praktik kerja industri merupakan p
enyelenggaraan pendidikan dan pelatihan melalui pengalaman kerja pada bidang profesi tertentu untuk para siswa SMK bertujuan:
1.  Memperkokoh Link dan Match (keterkaitan dan kesesuaian) antara program pendidikan di sekolah dan dunia kerja (dunia usaha)
2.  Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
3.  Memberikan pengalaman dan penghargaan langsung terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
4.  Memebekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna menyeseuaikan diri dengan
(dunia usaha/dunia industri) DU/DI
5.  Memantaapkan disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
6.  Mendorong siswa berjiwa interprineur (wirausaha)
7.  Menjajaki penempatan dan lowongan kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidikan dibangku sekolah
8.  Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI

1.4     Pembatasan Ruang Lingkup
          Dalam pembahasan tentang materi agar tidak menyimpang keluar dari materi yang sebenarnya dan tidak terjadi kekeliruan. Oleh karena itu, saya akan melakukan laporan pekerjaan tentang :
A.    Memperbaiki Sistem Tromol
B.     Kopling
C.    Mengganti Busi

BAB II
KAJIAN TEORITIS

·       Tinjauan Umum
A.      Rem Tromol

1.      Pengertian Rem
    Rem adalah komponen pengontrol umum untuk mengontrol kendaraan dan lainnya, dengan gerakan antara bagian yang berputar yaitu piringan dengan kanvas. Laju kendaraan harus dapat dihentikan dengan paksa, maksudnya tidak harus menunggu kendaraan berhenti dengan sendirinya. Hal ini untuk keselamatan, kemudahan dan efisiensi waktu.

    Sistem Rem Tromol lebih banyak digunakan pada kendaraan roda empat maupun roda dua karena mekanisme rem ini menggunakan sistim hidrolik dalam pengeremanya. Dimana mempunyai hasil pengereman yang lebih merata pada setiap roda. Dalam sistim hidrolik ini menggunakan minyak rem sebagai penggerak, dimana kerjanya berdasarkan hukum Pascal.

a.       Fungsi Rem     :
-          Mengontrol laju kendaraan saat berjalan
-          Menghentikan kendaraan saat akan berhenti
-          Menghentikan kendaraan saat parker

b.      Macam-macam Rem :
·         Menurut Letak
a)      Rem Tangan
b)      Rem Kaki
·         Menurut Tempatnya
a)      Rem Pada Profeller Shaft
b)      Rem Pada Roda
·         Menurut Konstruksinya
a)      Rem Cakram
b)      Rem Tromol
·         Menurut Mekanisme Penggeraknya
a)      Rem Udara
b)      Rem Vacuum
c)      Rem Booster
d)     Rem Tromol
e)      Rem Hidrolik
 
B.      Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
-         Syarat-syarat kopling:
1.  Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%)      tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.

Komponen-komponen kopling:
1.  Tutup kopling (cluth cover).
2.  Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5.  Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring

C.    Mengganti Busi
Busi  adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder.
Fungsi Busi merupakan media untuk meloncatkan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada akhir langkah kompresi





·       Konstruksi / Model
1.    Rem Tromol


2.      Kopling

3.      Busi



·        Nama Bagian dan Fungsinya     :
1.      Rem Tromol
1)      Kanvas dan Sepatu Rem
    Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan cara dikeling yang berfungsi menekan putaran tromol  rem pada saat kendaraan dihentikan.
2)      Tromol Rem
    Fungsinya sebagai penahan putaran pada saat proses penggerakan  berlangsung.
3)      Silinder Rod
    Terdiri dari bodi dan piston, berfungsi untuk mendorong septum rem ke  tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silinder.
4)      Piston
    Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi pada master silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut dilanjutkan oleh piston menekan masing-masing sepatu rem.
5)      Baut Penyetel
    Fungsinya menyetal kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem dengan  cara memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.
6)      Pegas Pengembali
    Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi semula  setelah melakukan pengereman.
7)      Bleeder Plug
    Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.
8)      Backing Plate
    Berfungsi sebagai tumpuan untuk menekan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.

2.      Kopling

a.      Clutch cover 
    Berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
b.      Diafragma spring
    Berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
c.       Disc clutch 
    Berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
d.      Presure plate 
    Berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
e.       Strap 
    Berfungsi sebagai penahan antara clutch cover dengan presure plate sehingga presure plate berotasi bersama clucth cover.
f.       Retraxing spring 
    Berfungsi sebagai pembantu pegas diafragma disaat pedal kopling diinjak sehingga presure plate lebih mudah terangkat dan disc plate lebih mudah dan cepat berotasi bebas, selain dari itu retraxing spring membuat gaya yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih sedikit, sehingga pedal kopling saat diinjak menjadi ringan.

3.      Busi

1.              Terminal
Pada puncak busi terdapat sebuah terminal yang digunakan untuk menghubungkan busi pada sistem ignition. Pada umumnya busi memiliki
bentuk konektor berupa plug…tetapi ada juga yang menggunakan model terminal kabel dan memerlukan kunci untuk memasang kabel busi lagi.
2.             Insulator
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen atau keramik. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang akan mengalir di inti elektroda.
3.             Ribs
Setiap busi bentuknya hampir sama, terdapat lekuk2 pada bagian insulatornya. Lekuk-lukuk busi ini yang dikatakan Ribs-Ribs bekerja menambah kemampuan insulator dari keramik. Dengan adanya bentuk ribs ini maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh…dengan semakin jauh jaraknya maka hambatan antar inti besi dan ground juga semakin besar sehingga tegangan tidak dapat lompat dari inti besi ke ground sekitar busi….
4.             Insulator tip
Bagian ujung dari insulator, Terdapat di dalam body besi bagian kepaal dari busi. Ujung dari insulator atau insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar…sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga mampu menjadi insulator yang baik. Rata2 ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur 650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.
5.             Seal
Hal ini berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah derat busi
6.             Metal case
Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat lain…selain itu casing metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground
7.             Center electrode
Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.

8.             Side electrode (ground )
Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah elektroda samping.
Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang bagus dan mampu menahan temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.

·       Cara Kerja

1.      Rem Tromol

a.       Pada Saat Pedal Rem Diinjak
    Apabila pedal rem diinjak maka tuas master silinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master akan terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam pipa akan diteruskan ke silinder roda. Pada silinder roda, piston akan mendorong kanvas sehingga akan terjadi pengereman. 
                                                                               
b.      Pada Saat Pedal Dilepas
    Apabila pedal dilepas maka pushrod akan bergerak mundur dan piston akan ikut bergerak mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan tenagan pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan tekanan mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.

2.      Kopling

    Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling

3.      Busi
          Cara kerja busi adalah dua kabel yang letaknya sangat berdekatan, sehingga memungkinkan untuk memicu timbulnya percikan api. Distributor dari mesin mobil akan meneruskan aliran kelistrikan yang mengalir melalui casing keramik yang melapisi kawat dari busi dan meloncat ke kawat yang lain yang grounded, untuk memenuhi sirkuit dan kemudian menyalakan mesin.

·        Gangguan – gangguan

1.      Rem Tromol

a.       Pengereman tidak bekerja. Pada saat pedal rem di injak kendaraan tetap barjalan dan tidak terjadi pengereman
b.      Rem Bunyi

2.      Kopling

a.       Terjadi suara gemuruh yang terjadi saat di nijak kopling
b.      Tidak bisa masuk gigi
c.       Kurang bagus saat mau maju.

3.      Busi

a.       Mesin seperti tersendat-sendat

·        Keselamatan Kerja

a.       Memakai Wearpack ( pakaian bengkel )
b.      Memakai sepatu ,  sebaiknya memakai sepatu safety shoes
c.       Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
d.      Selalu gunakan majun

BAB III

PELAPORAN

·       Pemeriksaan

1.      Rem Tromol

1)      Alat
a.        Kunci roda                                                      
b.       Dongkrak                                                                                                     
c.        Tang
d.       Obeng          
e.        Majun
f.        Kompressor dan minyak  rem
g.       Palu     

2)      Bahan

a.       Mobil Picanto
b.      Kanvas Rem baru

3)      Pembongkaran dan Penggantian Kanvas Rem
a)      Kendorkan baut roda
b)      Angkat kendaraan dengan dongkrak
c)      Lepaskan baut roda
d)     Lepakan roda
e)      Lepaskan tromol
f)       Lepaskan sepatu rem
g)      Lepas pegas pengembali
h)      Lepas kabel rem tangan
i)        Lepas tuas rem tangan dan rem tangan dari back plate
j)        Lepas back plate
k)      Pasang kanvas rem yang baru
l)        Lalu, rangkai kembali tromol
m)    Pasang kembali roda
n)      Kencangkan roda
o)      Lalu turunkan dongkrak

4)      Pemeriksaan
a)      Memeriksa tromol dari keausan, retak dan berkarat serta ukur diameter dalam tromol
b)  Memeriksa ketebalan kanvas, bila ketebalan kanvas dibawah standart/limit maka kanvas harus diganti. Bila yang aus salah satu shoe maka penggantiannya harus 1 set
c)      Memeriksa silinder roda dari keausan, kerusakan, retak dan berkarat
d)     Periksa strut rem dari kerusakan
e)      Periksa pegas-pegas dari karat aus dan lain-lain
f)       Periksa tuas sepatu rem tangan dari kerusakan

5)      Perbaikan Rem Tromol

a)      Mengganti kanvas rem yang sudah aus, Bila kanvas sudah tidak memenuhi standart/limit, maka kanvas harus diganti dengan yang baru.
b)      Membleeding minyak rem, Minyak rem yang kurang/kecil tekananya menyebabkan pengereman kurang baik karena terdapat gelembung udara di dalam reservoir/selang, sehingga minyak rem harus di bleeding.

2.      Kopling
a)      Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
a)      Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
b)      Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
b)     Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
2.      Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
3.      Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
4.      Pemeriksaan dengan dial indikator. Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas Diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
5.      Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan. Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
6.      Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
7.      Perbaikan/ penyetelan Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
·         Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
·         Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
c)      Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2.      Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max adalah 0.5 mm.
3.      Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
d)     Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
2.      (Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3.      Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4.      Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5.      Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
e)      Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
2.      Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
3.      Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
4.      Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

3.  Busi
a.      Cek Kondisi Penutup Busi
    Periksa kondisi penutup busi apakah masih layak atau tidak, dengan memeriksa longgar atau tidak apabila sudah longgar lebih baik ganti dengan yang baru, kepala busi yang longgar akan mengakibatkan mudah lepas sehingga mesin mati, penutup busi yang longgar akan mengakibatkan mudah kemasukan cairan seperti air atau oli.
b.      Bersihkan Lubang Busi
    Untuk motor mungkin hal ini mudah dilakukan setelah membuka busi menggunakan kunci busi yang sesuai dengan ukuran busi , kemudian bersihkan dengan kain katun bersih yang kering, untuk membersih kotoran pada dinding lubang busi. Sedangkan untuk busi mobil sebelum busi dibuka,tiupkan angin kompresor agar kemungkinan kotoran yang terdapat pada lubang busi keluar,karena tidak bisa membersihkan lubang busi dengan kain mengingat posisi busi mobil terlalu dalam.

Alat dan Bahan
1.      Kunci Busi
2.      Busi

1)      Pembongkaran
-          Lepaskan kabel busi
-          Kendorkan busi
-          Buka busi
-          Masukan busi yang baru


·          Pengukuran

1.      Rem Tromol

Diameter dalam tromol
                -         Standart                                        : 220 mm
                  -          Limit                                            : 222 mm

Celah sepatu/kanvas dengan tromol
-          Standart                                        : 7,5 mm
                -          Limit                                             : 3 mm

Pedal rem
                 -         Tinggi pedal                                    : 154,7 – 164,7 mm
                 -          Gerak bebas pedal                         : 3-6 mm
                -          Jarak cadangan pedal                     : > 65 mm

2.      Kopling

a)    Plat kopling
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
Dengan roller- instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
b)   Fly wheel
Dengan dial indicator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel. 
c)    Pegas penekan dan tuas pembebas
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
d)   Release bearing
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal  adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
3.      Busi

    Kendaraan yang sudah lama tidak dibersihkan businya biasanya akan mengakibatkan ukuran celah busi renggang akibat elektroda busi terkikis karena itu atur kembali celah busi sesuai dengan standar pabrik sekitar 0,8 mm sampai 1,2 mm untuk busi mobil dan untuk motor sekitar 0,6 mm sampai 0,9 mm.

·           Kesimpulan Gangguan

1.      Rem Tromol

a.       Kanvas rem sudah tipis
Hal ini merupakan hal yang umum jika seorang mekanik menanyakan ada gejala apa biasanya seorang pelanggan menjawab rem sudah tipi itu artinya kanvas rem sudah harus diganti mungkin sudah dua atau tiga bulan tidak dilakukan pergantian kanvas rem.
b.      Rem blong atau bocor
Ketika seorang pengendara melakukan perjalanan kemudian si mobilnya melakukan pengereman namun apa yang terjadi? Roda belakang hanya roda kanan saja yang bekerja mengerem sedangkan roda kirinya tidak atau sebaliknya bahkan dua roda kiri dan kanan belakang tidak bekerja, hal ini sering disebut rem blong atau bocor itu artinya seal oli pada tempat sepatu rem sudah rusak otomatis harus diganti.

2.      Kopling

a.       Plat kopling sudah tipis
Umumnya terjadi hamper semua mobil mengalami gejala tersebut, karena sudah dua atau tiga bulan mobil tidak melakukan pergantian plat kopling.
b.      tutup kopling atau clutch cover
Tutup kopling merupakan serangkaian atau istilahnya satu paket dengan plat kopling artinya kalau plat kopling sudah mau diganti karena sudah tipis maka secara otomatis tutup kopling harus diperiksa takut tidak bekerja dengan baik.

3.      Busi
    Saat busi mobil kita mulai lemah, proses pengapian dalam mesin mobil akan menjadi ngadat dan jalannya mobil menjadi tersendat-sendat. Mobil yang memiliki busi yang telah tua dan lemah biasanya tak mudah distarter di pagi hari dan terasa tak bertenaga saat dikendarai. Konsumsi bahan bakarpun akan menjadi semakin tinggi jika kondisi busi sudah terlalu tua. Kebanyakan busi memerlukan penggantian tiap 15 ribu mil atau sekitar 24 ribu km.

·        Memasang dan Menyetel

1.         Rem Tromol

Memasang Rem Tromol

1)      Memasang Back Plate Rem ke Axle Belakang
a)      Lumasi sealent join seam pad axle housing dan back plate
b)      Pasang axle shaft ke axle housing belakang
c)      Kencangkan mur back plat rem
d)     Pasang silinder roda dan kencangkan baut silinder roda mur pipa rem
e)      Pasang kabel rem tangan ke back plate

2)       Memasang silinder roda
a)      Berikan water fight sealent ke silinder roda lepaskan plug cup dari pipa  rem di pasangkan pipanya.
b)      Pasangkan silinder roda ke back plate dan kencangkan bautnya.
c)      Sambungkan pipa rem ke silinder roda dan kencangkan murnya.
d)     Pasang plug cup ketempatnya.

3)      Memasang shoe
a)      Rakitlah part yang telah silepas sebelumnya.
b)      Pasangkan penahan spring dengan menekan dan memutarkan pin penahan.

4)      Memasang tromol rem
a)      Untuk mendapatkan celah maximum antara shoe dengan tromol  masukan obeng antara rod dan ratchet kemudian tekan ke bawah.
b)      Pasang tromol sesudah memastikan bahwa tidak ada kotoran dan oli di dalamnya.
c)      Selesai melakukan pemasangan tekan pedal rem dengan beban 30 kg beberapa kali untuk memperoleh celah antara tromol dengan shoe.

5)      Pasangkan roda dan kencangkan mur-murnya.

6)      Periksa untuk memastikan apakah tromol dapat berputar dengan bebas (tidak tertahan oleh shoe) turunkan dongkrak dan lakukan pengetesan.


Menyetel Rem Tromol
a.       Putar mur penyetel sampai roda terkunci dengan menggunakan Obeng
b.      Putar mur penyetel sampai roda bebas dengan menggunakan obeng







2.      Kopling

Memasang kopling
  Pasang plat kopling dan tutup kopling pada fly wheel sesuai dengan kerangka sebelumnya ketika sudah terpasang atau pas dengan fly wheel kencangkan dengan baut dua belas sebanyak dua belas buah kemudian persiapkan transmisi untuk di pasangkan sebelum menaikan transmisi dek laher harus diperiksa atau setidaknya diberi stemplet, setelah diberi stemplet baru ditaikan dengan mempersiapkan dongkrak setelah pas dengan baut baut baru angkat transmisi minimal tiga orang untuk menaikan transmisi setelah pas input shaft dengan kopling maka baut dipancing satu persatu baik itu baut 14 maupun baut 17 ingat jumlah baut harus sesuai dengan yang sebelumnya biasanya jumlahnya 8 atau 10 supaya terpasang dengan kuat dan tidak ada gejala lagi ingat kalau transmisi pada mobil engkel ada baut master kemudian setelah itu pasang rishufle ada yang baut 12 jenis carry, 14-12 jenis kijang dan 17 jenis engkel dan terakhir memasang stang handle dengan cara handle di posisikan di tengah dan stang pada transmisi di pasang dengan baut 12 carry, phanter, kijang atau 14 engkel,col diesel.

Menyetel kopling
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
1.    Pegas diaphragm
Pada     pegas    diaphragm    lakukan     penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST menggunakan kunci pas 14 atau 12, bisa di kendorkan atau dikencangkan ingat minyak rem atau fluida harus terisi dengan yang baru.
2.    Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan  mur penahan pengunci.

3.      Busi
Memasang Busi
Setelah busi dig anti, masukan busi. Lalu kencangkan busi menggunakan kunci busi. Kemudian pasangkan kembali kabel busi ke masing-masing busi.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

·        Kesimpulan

Dengan diadakan pendidikan system ganda (PSG) atau prakerin, penulis dapat merealisasikan, menyusun dan membandingkan antara pelajaran yang di terima di sekolah sedikit berbeda

Adapun setelah selesainya Prakerin penulis menarik beberapa kesimpulan                                      diantaranya :
1.      Penulis dapat mengetahui cara berinteraksi dengan costumer.
2.      Penulis dapat mengetahui cara melayani costumer dengan baik.
3.      Penulis dapat mengetahui peralatan-peralatan yang baru di bengkel.
4.      Penulis dapat merasakan susah senangnya saat bekerja.

·        Saran

1.      Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.
2.      Siswa harus disiplin dengan aturan Industri
3.  Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum berangkat PRAKERIN.
4.      Siswa harus bisa berkomunikasi dengn baik dengan pembimbing di Industri.
5.      Siswa harus banyak bertanya kepada pembimbing di Industri.



2 komentar:

Please Coment ^_^

© Story Of My Life, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena