My Short Stories

Friday, April 26, 2013

Just Monas!

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monasadalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaandari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emasyang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka,
 Alone Backpacking edisi Monas :)
Yeahhh ^^
Jakarta Pusat.
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961. (Source: Wikipedia)


"Rumitnya Jakarta, Padatnya Ibu Kota".



Liburan kali ini (sebenarnya bukan liburan sih, tapi menyempatkan jalan2 di sela2 libur 4 hari untuk mencari tempat buat prakerin) aku memilih Jakarta sebagai destinasiku. Tapi kali ini aku hanya menyambangi Monas saja. Karena saat itu aku tidak punya banyak waktu untuk mengunjungi tempat wisata lainnya. Aku hanya punya waktu satu hari saja. Niatnya sih waktu itu aku mau pergi ke Observatorium Bosscha di Bandung dan mengikuti kunjungan malam agar bisa melakukan sesi peneropongan luar benda-benda langit. Tapi, saat jam 08.00 aku telpon pihak Bosscha untuk mendaftar. Ternyata?? Peserta untuk malam itu sudah penuh. Dan kata pihak Bosscha, malam kemarin langit di Bandung sangat mendung, jika hari ini mendung tidak akan ada sesi peneropongan. Hanya ceramah saja.


Monumen Nasional

Sebenarnya aku punya waktu 4 hari (15 april-18 april). Dan tgl 15 aku sudah berada di Bogor untuk mencari tempat buat Prakerin. Sebenarnya tgl 16 juga aku sudah dapat tempat Prakerin. Rencananya tgl 16 april aku mau berangkat ke Bandung. Lumayan kan 2 hari Travelling di Bandung. Tapi temanku tidak mengizinkan aku pergi hari itu(aku kan ngangenin hahaha). Alhasil aku tidak jadi pergi ke Bandung. Seharian itu (Aku, Ardi dan Rizky) pergi ke Studio Music, sekedar untuk olahraga hahaha. Setelah selesai bermain Musik di studio, ku putuskan untuk pergi ke suatu taman di daerah Gn. Putri Bogor, sekedar untuk berburu foto XD

Kembali ke topik. Aku berangkat ke Monas, dari Bogor jam 12.00, padahal rencana mau berangkat jam 9 pagi, niatnya mau mengunjungi beberapa tempat di Jakarta. Tapi, lagi-lagi temanku melakukan berbagai cara untuk menghambatku pergi. Kali ini mereka menyembunyikan Hp ku --" (ketauan banget deh masih kangen nya?? hahaha). Dari Bogor, aku menaiki Bis 70 jurusan Cileungsi - Tn. Abang dengan harga 10rb. Lalu aku berhenti di Halte Sarinah. Nah, dari sini bisa naik Bus Way dan turun di Halte Monas. Tapi saat itu aku memilih untuk jalan kaki, lumayan sih sekitar 2 Km. Tapi indahnya kota Jakarta yang di kelilingi gedung2 pencakar langit, membuat jalan kakiku terasa cepat.


Monas dilihat dari Gerbang
Jakarta dari Jembatan Penyebrangan


Monas terlihat dari kejauhan




Setelah sampai di kawasan Monas, aku muter2 dulu di sekita Monas, sekedar mencari tempat bagus untuk ber foto :D

Indah kan?? :D

:p
Setelah puas jalan2 di kawasan Monas, kuputuskan untuk masuk ke Pelataran Monas. Disini pengunjung harus lewati dulu terowongan yang ada di daerah Monas. Setelah melewati terowongan pengunjung akan bertemu dengan loket untuk membeli tiket ke pelataran cawan. Harga tiket 5rb untuk Umum. Lalu belok kiri, samapailah aku ke pelataran Monas. Tujuan utamaku kesini sih sebenarnya pengen naik ke puncak Monas, karena dulu belum sempat naik ke atas.

Monumen Nasional

Setelah keliling di pelataran cawan sambil liat sejarah2 Indonesia saat zaman penjajahan. Ku putuskan untuk beli tiket untuk ke pelataran puncak, harga tiketnya 2rb untuk Pelajar, 5rb untuk Mahasiswa dan 10rb untuk Umum. Aku dapet harga 2rb, karena aku pelajar, dan dibuktikan dengan kartu pelajar yg ku bawa kepada petugas loket. Lalu aku berjalan ke arah kiri, dan mengantri untuk menaiki lift yg berkapasitas 11 orang yg akan membawaku ke Pelataran Puncak. Antrian cukup panjang. Hampir 20 menit aku mengantri.

Sampai di Pelataran Puncak Monas. Disini hampir seluruh kota Jakarta terlihat. Bahkan katanya Gn. Salak di Bogor pun bisa terlihat, tapi karena saat itu cuaca sedang mnedung. Gn. Salak tidak bisa menampakan rupanya. Pokoknya indah deehh!!!!! Disini juga ada Teropong yang akan membantu pengunjung untuk melihat panorama kota Jakarta lebih dekat lagi.

Saat itu sudah jam 5 sore, kuputuskan untuk turun ke bawah. Setelah sampai di pintu keluar terowongan, ada banya penjual-penjual souvenir. 
Masjid Istiqlal


Pemandangan Kota Jakarta
Saat aku sedang berjalan di depan Monas, tiba-tiba ada fotographer keliling yang menawariku untuk di foto dan langsung di cetak dengan harga 15rb per foto. Setelah nego-nego sedikit akhirnya dapatlah tuh harga 25rb untuk 2 lembar foto. Sepertinya 20rb juga dapat deh, tapi karena aku nawarnya terburu-buru. Jadi, segitu deh harganya. Tapi gak nyesel ko, gambarnya bagus.

Setelah selesai jalan-jalannya, ku putuskan untuk kembali ke terminal Kp. Rambutan untuk kembali pulang ke Garut. Tapi, saat sedang berjalan di kawasan Monas arah ke pintu gerbang, aku melihat ada sekumpulan anak-anak yang sedang mengobrol. Ku dekati mereka(merekan udah siaga satu), laluu "Sob, bisa tolong fotoin gw gak?? Tanyaku sambil senyum dan menyodorkan kamera. "Tuh bantuin tuh, amal!!" Jawab mereka sambil bercanda dan dorong2 temannya. Setelah mendaptkan beberapa foto, lalu kuminta untuk mem-fotoku dari bawah, dengan background nya Monas. Mereka mau2 aja, bahkan sampai rela tiduran di tanah demi memenuhi permintaanku (Jadi ngerepotin haha). Setelah itu, kita sempat ngobrol beberapa menit sambil tertawa-tawa. Mereka ternyata ramah-ramah. Tapi, karena waktu hampir jam 6, ku putuskan untuk pergi. Thanks sob!!!

Ini Hasilnya :D



Saat berjalan ke arah gerbang, tiba-tiba aku melihat tempat yang bagus untuk mengambil foto. Fotoooo Laggiiiiii ^^ Karena aku sendirian, ku cari batu(bukan untuk tawuran lho) lalu ku letakkan di bawah dan ku sandarkan kameraku dengan timer selama 5 detik. Cheeeerrssssss!! ^_^








Setelah narsis-narsis sendiri kulanjutkan perjalanan ke halte bus way yang berada tepat di depan pintu gerbang Monas. Lalu ku beli tiket dengan harga Rp. 3.500. Dengan rute Monas - Senen - Kp. Melayu - Ps. Rebo. Sampai di Ps. Rebo, aku membeli Siomay+Batagor dengan harga 7rb saja. Lumayan buat nge ganjel perut sampai Garut. Ternyata si abang siomay nya orang Garut juga. Aku pun menunggu bis ke Garut sembari ngobrol sama abang siomay nya.

Setelah menunggu sekitar 30 menit, bis primajasa jurusan Lb. Bulus - Garut tiba. Sekitar jam 20.30 aku berangkat. Perjalanan sempat terhambat di tol cikarang dan di Rancaekek, di Rancaekek ada banjir sangat parah, bahkan macetnya sangat panjang. Jam 13.15 dini hari, aku sampai di rumah.

Next trip rencananya mau ke Jogja ^^ Alone Backpacking lagi!!!

0 komentar:

Post a Comment

Please Coment ^_^

© Story Of My Life, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena